Rabu, 17 Maret 2010

Pembuatan Kompos

Kehidupan era sekarang banyak direpotkan dengan masalah bau-bau sampah, seperti yang terjadi di kota-kota besar. Dan juga bagi anda peternak sapi atau kambing atau ayam ataupun kelinci, salah satu kendala dalam pembudidayaan/ pemeliharaan yaitu kendala bau dari kotoran hewan ternak. Akan tetapi bau tersebut dapat diantisipasi dengan berbagi cara, seperti pemakaian pengharum ruangan, membangun tempat sampah atau kandang yang jauh dari rumah. Tetapi apakah solusi tersebut dapat efisien??? Tentu suatu permasalahan terdapat berbagai solusi dan kemungkinan penyelesaian masalah serta resiko yang harus diterima. Solusi lain dari permasalahan bau yang terjadi karena ‘sampah’ yaitu dengan pengolahan sampah itu sendiri menjadi kompos (pupuk organik).
Pupuk kompos merupakan dekomposisi bahan–bahan organik atau proses perombakan senyawa yang komplek menjadi senyawa yang sederhana dengan bantuan mikroorganisme. Bahan dasar pembuatan kompos antara lain:
1. Kotoran sapi,
2. Jerami padi/seresah dedaunan,
3. Sampah dapur (sisa-sisa sayuran, sisa-sisa makanan yang tidak habis).

Dan supaya sampah-sampah tersebut dapat hancur/terdekomposisi ddapat ditambahkan bahan pemacu mikroorganisme dalam tanah (misalnya stardec atau bahan sejenis) ditambah dengan bahan-bahan untuk memperkaya kandungan kompos, selain ditambah serbuk gergaji, atau sekam, jerami padi dapat juga ditambahkan abu dan kalsit/kapur.
Pemanfaatan limbah peternakan (kotoran ternak) merupakan salah satu alternatif yang sangat tepat untuk mengatasi bau dari kandang dan naiknya harga pupuk. Pemanfaatan kotoran ternak sebagai pupuk sudah dilakukan petani secara optimal di daerah-daerah sentra produk sayuran. Sayangnya masih ada kotoran ternak tertumpuk di sekitar kandang dan belum banyak dimanfaatkan sebagai sumber pupuk. Kotoran sapi dipilih karena selain tersedia banyak di petani/peternak juga memiliki kandungan nitrogen dan potassium, di samping itu kotoran sapi merupakan kotoran ternak yang baik untuk kompos.

Berikut ini merupakan proses-proses pembuatannya,
A. Proses Pembuatan kompos kotoran ternak.
Prinsip yang digunakan dalam pembuatan kompos adalah proses pengubahan limbah organik menjadi pupuk organik melalui aktivitas biologis pada kondisi yang terkontrol. Bahan yang diperlukan adalah
• kotoran sapi : 80 – 83%,
• serbuk gergaji (bisa sekam, jerami padi dll) : 5%,
• bahan pemacu mikroorganisame : 0.25%,
• abu sekam : 10%
• kalsit/kapur : 2%, dan
• boleh menggunakan bahan-bahan yang lain asalkan kotoran sapi minimal 40%, serta kotoran ayam 25 %.
Tempat pembuatan adalah sebidang tempat beralas tanah dan dibagi menjadi 4 bagian (lokasi 1, 2, 3, 4) sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan dan tempat tersebut ternaungi agar pupuk tidak terkena sinar matahari dan air hujan secara langsung.
Proses pembuatannya:
1) Pertama kotoran sapi (fases dan urine) diambil dari kandang dan ditiriskan selama satu minggu untuk mendapatkan kadar air mencapai kurang lebih 60%,
2) Kemudian kotoran sapi yang sudah ditiriskan tersebut dipindahkan ke lokasi 1 tempat pembuatan kompos dan diberi serbuk gergaji atau bahan yang sejenis seperti sekam, jerami padi dll, serta abu, kalsit/kapur dan stardec sesuai dosis, selanjutnya seluruh bahan campuran diaduk secara merata.
3) Setelah satu minggu di lokasi 1, tumpukan dipindahkan ke lokasi 2 dengan cara diaduk/dibalik secara merata untuk menambah suplai oksigen dan meningkatkan percampuran bahan. Pada tahap ini diharapkan terjadi peningkatan suhu hingga mencapai 70 derajat celcius untuk mematikan pertumbuhan biji gulma sehingga kompos yang dihasilkan dapat bebas dari biji gulma.

B. Proses Pembuatan Kompos Organik dari Jerami/seresah.

Jerami merupakan sisa panen dari budidaya tanaman padi, jerami itu biasanya dibakar sehingga dapat menimbulkan polusi udara dan menyebabkan udara bau. Seperti halnya pada kehidupan rumah tangga yang memiliki pekaranagan dan pepohonan sebagai peneduh. Suatu saat ketika daun-daun berguguran dan menjadi sampah maka akan disapu kemudian dimasukkan ke tempat sampah kemudian dibakar. Akhirnya, bau pun timbul. . . .
1) Langkah pertama, jerami atau sekam padi dihancurkan menjadi halus,
2) Lalu kita buat starternya berupa air dan gula merah yang ditambahkan dengan 20 cc mikroorganisme (M4) dalam 5 liter air.
3) Setelah larutan jadi, dedak dicampurkan dengan jerami yang telah dihancurkan. Dedak dan jerami yang telah dicampurkan kemudian dimasukkan ke dalam lubang.
4) Setelah itu campuran disiram dengan larutan starter. Setelah disiram, pupuk kandang ditaburkan di atasnya.
5) Setelah lapisan pertama selesai, lapisan kedua pun dibuat. Setiap lapisan yang dibuat maksimal tingginya 30 cm dengan jumlah lapisan sebanyak 4 lapisan. Ketebalan maksimal 120 cm.
6) Keempat lapisan ditutup dengan terpal agar tidak terkena air.
7) Selanjutnya setiap 1 minggu lapisan yang ada dibalik seluruhnya. Batasnya terlihat karena ada pupuk kandang. Awalnya warna jerami masih kekuning-kuningan, namun setelah 1 bulan jerami itu akan berubah menjadi seperti warna tanah.

C. Proses Pembuatan Kompos Organik dari Jerami/seresah.
Dalam kehidupan rumah tangga ataupun dalam usaha restoran sering terjadi peristiwa ‘makanan sisa’ yang nantinya akan dibuang sebagai sampah. Dan juga ada sampah dari sayuran-sayuran, tulang, bumbu dapur ‘empon-empon’ yang tidak ikut dimasak sehingga jadi sampah. Akhirnya jika sampah menumpuk dan mengalami pembusukan maka akan menimbulkan polusi udara atau ‘bau’. Oleh karena itu mengapa tidak kita olah saja menjadi kompos yang notabene berguna bagi alam dan tanaman.

Cara pembuatan kompos dari sampah organik:
1) Sediakan wadah berdiameter 10 cm (yang tidak dipakai lagi), lubangi bagian bawahnya untuk saluran cairan coklat (lindi) hasil pengomposan.
2) Dasar wadah itu diberi pasir.
3) Lalu sisa sayuran, sisa makanan, kulit buah, sisa ikan, dan daging segar agar terpisah dari sampah lain. Sampah berupa plastik, kardus bekas minyak, oli, beling, dan air sabun harus dipisahkan agar prosesnya berjalan cepat ditumpuk di atas pasir itu.
4) Pada hari ketiga setelah ada bau masam, sisa sayuran dan makanan ditaburi kapur (dolomide) untuk menambah unsur hara hasil kompos.
5) Perciki air secukupnya. Kemudian tambahkan tanah gembur secukupnya agar bau bisa tertahan.
6) Untuk lapisan berikutnya dapat mulai lagi dengan diperciki air, diberi pasir, sisa sayuran/makanan, tanah gembur. Pembuatan kompos dilakukan secara berlapis-lapis.
7) Untuk wadah berdiameter 10 cm campuran tidak perlu diaduk, tetapi untuk wadah yang berukuran lebih besar sebaiknya campuran diaduk.
8) Waktu yang diperlukan untuk menjadi kompos sekitar satu setengah bulan. Tanda-tanda pengomposan sudah selesai campuran menjadi hitam dan tidak bau.
9) Selain sisa sayur/makanan, daun tanaman yang kering bisa dikomposkan. Caranya, daun kering diremas-remas sampai hancur, kemudian masukkan ke dalam wadah plastik, perciki air. Setelah satu setengah bulan daun kering sudah menjadi kompos yang berwarna hitam.
10) Kompos tersebut dapat dimanfaatkan sebagai pupuk tanaman, media tanam di rumah sendiri atau jika dijual bisa menjadi sumber penghasilan tambahan.

Jika sampah rumah tangga yang tergolong bahan organik dijadikan kompos, berarti keluarga Anda sudah berjasa mengurangi sampah dan polusi ‘bau’ udara. (by SAM)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar